TANDANG………. !!! NYANDANG KAHAYANG

” KEBAIKAN “

Menebar kebaikan sudah jelas menjadi kewajiban bagi tiap manusia dan perlu dipelihara sejak sedini mungkin hingga tua renta.

Dengan kebaikan, manusia bisa saling berbagi kebahagiaan dan memberi banyak manfaat baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Tidak peduli kebaikan mu itu di anggap atau enggak sama sekelilingmu, dimana kadang kebaikan mu itu dinyinyirin atu bahkan dilecehkan sama orang yang lain.

Toh di balik ada orang yang tidak suka terhadap segala kebaikan kita, pasti adapula yang simpati akan segala kebaikan kita terhadap orang lain.

Mari kita lihat kata-kata bijak berikut ini :

  1. “Kebaikan satu-satunya adalah pengetahuan dan kejahatan satu-satunya adalah kebodohan.”
  2. “Janganlah kehilangan rasa percaya diri, hanya karena komentar jiwa-jiwa kecil yang iri dengan kebaikan hidupmu.”
  3. “Wangi bunga menyebar hanya mengikuti arah angin. Tapi, kebaikan seseorang menyebar ke semua arah.”
  4.  “Nggak ada istilah bohong untuk kebaikan, karena sebuah kebohongan adalah pembelokan dari kebenaran. Saat kebenaran belok, itu bukanlah sebuah kebaikan lagi.”
  5. “Kebaikan itu layaknya para petapa yang selalu muncul dalam kelompok. Sebuah prinsip yang baik tidak pernah sendirian di hati.”
  6. “Ada dua hal yang harus kamu lupakan: Kebaikan yang kamu lakukan kepada orang lain dan kesalahan orang lain kepadamu.”
  7. “Dosa kita lebih mudah untuk diingat dari pada kebaikan kita.”
  8. “Jadikanlah kebaikan sebagai panggilan jiwamu agar Tuhan selalu memanggilmu saat ada kebaikan yang harus dilakukan.”
  9. “Kebaikan adalah bahasa di mana yang tuli bisa mendengar dan yang buta bisa melihat.”
  10. “Kebaikan buat masyarakat itu bergantung kepada watak masyarakat dan didikan masing-masing orang.”

Berikut 6 penggalan atau kutipan ayat Al-Quran ini bisa jadi moodbooster  terus termotivasi dalam berbuat baik.

1. Allah akan selalu mencintai orang-orang yang berbuat baik

Selain senantiasa semangat dalam menuntun ilmu serta taat beribadah, berbuat kebaikan juga menjadi hal yang sangat Allah cintai.

“Dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik”. QS. Al-Baqarah: 195

2. Orang yang berbuat baik sudah tentu dibalas dengan kebaikan pula

Hilangkan rasa ragu dalam dirimu untuk menebar kebaikan sebab Allah telah menjamin balasan berupa kebaikan juga bagi yang melakukannya.

Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula)”. QS. Ar-Rahman: 60

3. Allah akan membalas kebaikan yang kamu lakukan meski sekecil apa pun

Memang gak bisa dianggap remeh, kebaikan sekecil apapun yang diumpakan sebesar biji dzarrah juga tetap mendapat balasan pahala sesuai yang dia perbuat.

Perumpamaan Biji dzarrah di sini intinya bukan menunjukkan makna benda, tetapi lebih kepada suatu hal yang dianggap sangat kecil dan remeh sesuai pemahaman manusia.

Barangsiapa yang berbuat kebaikan (sebesar biji dzarrah), niscaya dia akan melihat (balasan) nya. Dan barangsiapa yang berbuat kejahatan (sebesar biji dzarrah), niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula” . QS. Az-Zalzalah: 7-8

4. Allah akan melimpahkan rahmat dan kebahagiaan bagi orang yang berbuat baik

Gak perlu khawatir, Allah akan selalu melimpahkan rahmat atas kebaikan yang kamu perbuat.

Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik”. QS. Al-A’raf: 56

5. Kebaikan yang kamu perbuat akan kembali pada dirimu sendiri

Disadari atau tidak, sebenarnya apa yang kamu alami dan kamu rasakan adalah cerminan atas kebaikan yang kamu perbuat.

Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri”. QS. Al-Isra’: 7

6. Allah menjamin akan melipatgandakan pahala atau balasan orang yang berbuat kebaikan

Dalam berbagai bentuk kebaikan, Allah juga menjamin akan melipatgandakan pahala dan balasannya seperti halnya sedekah.

“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas karunia-Nya lagi Maha Mengetahui”. QS. Al-Baqarah: 261

Itulah beberapa penggalan firman Allah yang sangat menganjurkan bahkan mewajibkan kamu untuk membiasakan diri berbuat kebajikan berdasarkan kemampuanmu dan sesuai syariat Islam tanpa membedakan ras, suku maupun agama. Tentunya dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari yang dianggap sederhana hingga yang lebih besar nilainya.

USIA TUA JADILAH YANG TERBAIK

Masa muda dan masa dewasa merupakan fase terpenting dalam kehidupan manusia. Mengenai pentingnya masa muda, seorang bijak mengatakan, “Jika engkau tak bisa meraih kemuliaan di hari mudamu, tak akan mulia hidupnya sampai tua”.
Yang sangat penting diingat, setiap orang akan diminta pertanggungjawaban tentang umur yang dianugrahkan kepadanya. Rasulullah SAW bersabda, “Tak akan bergeser kedua kaki manusia pada hari kiamat sampai selesai ditanya tentang empat perkara, yaitu tentang umurnya, dihabiskan untuk apa; tentang masa mudanya, dipergunakan untuk apa; tentang hartanya, darimana diperoleh dan untuk apa dibelanjakan; dan tentang ilmunya, apakah sudah diamalkan”. (HR At-Tarmidzi).


           Dalam Islam, usia 40 tahun dianggap sebagai usia yang istimewa. Ia dipandang sebagai tonggak awal kemapanan seseorang. Rasulullah SAW pun diangkat sebagai Nabi oleh Allah SWT pada usia 40 tahun. Bagi kaum sufi, usia 40 tahun dianggap sebagai pintu gerbang menuju Allah SWT. Seorang sufi besar, Syaikh Abdul Wahhab bin Ahmad Asy-Sya’rani, dalam kitab Bahrul Maurud, menulis, “Telah diambil perjanjian dari kita, apabila umur telah mencapai 40 tahun, hendaklah bersiap-siap melipat kasur dan selalu ingat pada setiap tarik nafas, bahwa kita sedang berjalan menuju akhirat, sampai tak merasa tenang lagi rasanya hidup di dunia”. Yang dimaksud dengan “melipat kasur” ialah mengurangi tidur untuk memperbanyak ibadah.


Setelah melampaui fase kedewasaan, kaum muslimin memasuki fase persiapan menghadapi kematian, yakni pada usia 60 sampai 70 tahun. Sabda Rasulullah SAW, “Masa penuaan umur umatku dari 60 hingga 70 tahun”. (HR Muslim dan An-Nasa-i).
Oleh karena itu , amat sangat keterlaluan orang-orang yang sudah berusia diatas 60 tahun tapi masih juga melakukan maksiat. Sabda Rasulullah SAW, “Allah SWT tidak akan menerima dalih seseorang sesudah Dia memanjangkan usianya hingga 60 tahun”. (HR Al-Bukhari).

Usia lanjut juga merupakan sebuah keistimewaan. Dalam sebuah hadits qudsi Rasulullah SAW menyampaikan firman Allah SWT, “Demi kemuliaan-Ku, keagungan-Ku, dan kebutuhan hamba-Ku kepada-Ku, sesungguhnya Aku merasa malu menyiksa hamba-Ku, baik laki-laki maupun perempuan, yang telah beruban karena tua dalam keadaan muslim”. Dalam hadits lain beliau bersabda, “Sebaik-baik diantara kalian ialah orang yang panjang umurnya dan baik pula amalannya”. (HR At-Tarmidzi).


Namun Al-Quran juga berulang kali memperingatkan akan datanya ketuaan dan kepikunan. Misalnya dalam surah An-Nahl ayat 70, “Allah menciptakan kamu, kemudian mewafatkan kamu. Dan diantara kamu ada yang dikembalikan kepada umur yang paling lemah, supaya tidak mengetahui lagi sesuatupun yang pernah diketahuinya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa”.

Kepikunan yang mengiringi ketuaan itulah yang ditakuti oleh Rasulullah SAW, sehingga beliau selalu berdo’a, “Aku berlindung kepada-Mu dari usia yang paling hina”.

Sejak zaman Rasulullah SAW sampai kini, ada orang-orang yang dianuggrahi Allah SWT umur panjang dari orang-orang pada umumnya. Dan mereka mengisinya dengan berbagai kebaikan, sehingga hidup mereka penuh berkah dan tercatat dalam sejarah. Mereka inilah yang dimaksud dalam hadits Nabi, “Sebaik-baik kalian adalah yang panjang umurnya dan baik amalnya”.

Disamping itu ada pula orang-orang yang usianya pendek tapi juga sangat berarti, karena dipenuhi berbagai amal yang diridhai Allah SWT. Mereka yang tergolong dalam kelompok ini pun namanya terabadikan dalam sejarah, dan senantiasa dikenang orang.


Diantara para sahabat Nabi yang dianugrahi usia panjang adalah Anas bin Malik, salah seorang sahabat utama, perawi hadits terkenal, dan pelayan Rasulullah SAW.
Anas lahir pada tahun ke 10 sebelum HIjrah. Sejak kecil ia sudah memeluk Islam, dan terus melayani Rasulullah SAW sampai beliau wafat. Kurang lebih 10 tahun lamanya ia melayani Rasulullah SAW, yaitu selama beliau menetap di Madinah.
Ibunya yang mula pertama membawanya menghadap Rasulullah SAW agar dapat melayani beliau. Anas bangga menyandang predikat “pelayan Rasulullah”, karena kedudukan itu memang suatu kemuliaan.

Ia adalah sahabat yang terbanyak memiliki anak,berkat do’a Nabi SAW. Suatu ketika ibunya memohon agar Rasulullah SAW mendo’akannya. Maka beliaupun mendo’akan Anas, “Ya Allah, berilah rizqi anak dan harta kepadanya, dan berkahilah dia”. Dalam redaksi yang lain, do’a beliau sebagai berikut, “Ya Allah, perbanyaklah harta dan anaknya, dan masukkanlah ia ke dalam surga”.

Anas adalah sahabat yang terakhir wafat di Basrah. Menurut riwayat yang paling kuat, ia wafat pada tahun 93 H/711 M dalam usia 103 tahun. Ia wafat setelah menjalani kehidupan penuh perjuangan. Ia kaya dengan ilmu, dan sarat dengan amal. Di saat ajal hendak menjemput, ia berkata, “Talqinkanlah aku dengan ucapan La ilaha illallah“. Dan kalimat tauhid itu terus diucapkannya hingga ruh berpisah dari jasadnya.

Ada pula tokoh yang usianya tidak panjang tetapi penuh dengan keberkahan dan kehidupannya tetap dikenang orang dari zaman ke zaman. Salah satunya adalah Umar bin Abdul Aziz, yang pada tahun 99 H/717 M terpilih sebagai khalifah menggantikan Khalifah Sulaiman. Ketika itu usiannya 37 tahun. Ia dipandang sebagai khalifah paling adil dan paling sederhana di antara semua khalifah Bani Umayyah.
Umar juga menghentikan segala bentuk kemewahan para mantan khalifah, dan sebaliknya menghidupkan pengajian Al-Quran dan Sunnah. Ia juga melarang pengawal dan rakyat berdiri menghormatinya. Ketika orang-orang berdiri menghormatinya, ia berkata, “Jika kalian berdiri, kita semua berdiri, jika kalian duduk , kita semua duduk. Sepatutnyalah manusia hanya berdiri menyembah Allah, Tuhan sekalian alam. Sesungguhnya Allah telah mewajibkan hal-hal fardhu dan menyunahkan hal-hal sunnah. Barang siapa mengambilnya, bertemulah dia dengan-Nya; dan barang siapa meninggalkannya, binasalah dia”.

Para salaf shalih yang beumur panjang dalam keadaaan ibadah dan taat kepada Allah menganjurkan para pemuda untuk memanfaatkan masa muda mereka, “Pergunakanlah masa muda kalian sebelum kalian menjadi seperti kami saat ini”. Maksud mereka, di usia yang tua renta nan lemah tidak dapat melakukan banyak amal shalih padahal di usia mereka yang demikian mereka telah mendahului para pemuda dalam berlomba-lomba menuju jalan Allah dan bersungguh-sungguh dalam mentaati-Nya.

Namun dalam Islam, bukan usia panjang yang terpenting, melainkan keberkahan usia. Keberkahan ditandai dengan bagusnya amal ibadah dan akhlaq serta karya yang bermanfaat bagi generasi sesudahnya. Semoga Allah SWT selalu bersama kita. Aamiin

” A S A “

1441 H….1442 H. Dua tahun sudah tak ada ucapan di hari FITRI. Namun bagiku tidak apa-apa, asal kau bahagia di sana. Karena aku merasa bahwa engkau sudah lebih segala-galanya banding aku. Dengan bisanya engkau membiayai hidupmu dan keluarga juga sudah sangat bahagia di hati ini.

Alkisah beberapa tahun lalu. Sebut saja namanya Bang ONO, beliau adalah seorang yang berpenampilan cukup buruk lah. Namun dalam hal kerjaan, dia memang loyalitas terhadap perusahaanya sangat…sangat tinggi. Dimana jam kerja adalah tidak jadi jaminan kalo dia harus kerja over time. Tak ada harap imbal balik atau lemburan buat bang ono ini bila dia bekerja. Yang penting kerjaan beres dan bisa menunjang lancarnya perusahaan, dia sudah cukup bahagia.

Hingga suatu saat, bang ono ini juga sama tetep manusia, dimana dia masih punya hati dan perasaan sebagai laki-laki. Disaat beban kerja tinggi, loyalitas tinggi juga, sebagai manusia bang ono ini pun perhatiaan dari orang-orang dekatnya. Namun sayang sekali, di saat bang ono ini cukup lelah dengan pekerjaanya selama bertahun tahun, dimana pulang rumah pun sering larut malam, bahkan menjelang dini hari. Pulang ruamah bang ono ini mendapati istrinya sudah tidur pulas dan seolah tidak tahu bahwa suaminya pulang. Tak jarang pulang menjelang dini hari dengan baju basah karena hujan semalaman, lapar juga haus melanda. Masih tetap mendapati istrinya tertidur pulas di saat bang ono pulang rumah.

Sekali dua kali, sehari dua hari, semingu dua minggu, sebulan dua bulan bang ono masih tahan dengan kondisi seperti ini, dia pulang dengan baju basahnay, dia pulang dengan rasa lapar dan hausnya. Dia shabar, menyediakan makan dan minumnya sendiri di saat istrinya tertidur.

Hingga suatau saat bang ono membangunkan istrinya dengan baju bashnya juga lelahnya. Apa jawab sang istri ?? sudah lah aku ngantuk, toh biasanya bikin makan minum sendiri..!!?.

Padahal saat itu kondisi bang ono sedang down ( gak enak badan, agak meriang ).

Bertahun-tahun kejadian itu berlangsung. Hingga suatau saat. Bang ono ketemu seorang  perempuan yang begitu memperhatikanya di sebuah pemondokan kala dia harus nginap karena kerja jauh luar kota.

Menurutnya, perempuan itu sebegitu baiknya, sebegitu perhatianya. Sepulang dari lapangan, perempuan tsb selalu menyiapkan air minum, makan juga selalu menyiapkan air hangat buat mandinya.

Setelah berbulan bulan bang ono sering singgah di pemondokan tsb, akhirnya bang ono, mau gak mau kepincut juga sama perempuan tsb. Karena apa ?? di rumah dia tidak bias mendapatkan perlakuan seperti itu di rumahnya. Padahal usia perempuan tsb dengan bang ono cukup, cukup jauh 17 tahun mungkin. Namun menurut bang ono, perempuan tsb lebih cukup dewasa banding istrinya.

Singkat cerita hiduplah bersama bang ono dengan perempuan tsb, juga dia tetep pulang ke rumahnya.

Namun setelah hidup bertahun tahun dengan perempuan itu, akhirnya bang ono memutuskan kembali dengan istri pertama nya, karena di benaknya selalu terngiang “ hidup kamu kali ini kamu nyaman, bukan hanya karena istri kedua, namun istri pertama juga yang banyak turut andil”. Ditambah, tentunyalah, hal-hal menyangkut dua istri itu rumit, di saat istri ke dua dimintakan pengakuanya ke perusahaan dan pengakuan istri pertama. Karena bang ono bukanlah orang yang lupa kacang karena kulitnya, maka dengan berat hati dia tinggalkan istri keduanya itu. Namun di balik lubuk hati yang paling adalm. Bang ono tetap mencintai istri keduanya karena jasa-jasanya yang bsia merawat dia di saat dia butuh perhatian dan kasih saying.

Hanya satu di bathin bang ono. “ BIARLAH DI DUNIA INI KITA TAK BERSAMA, SMEOGA NANTI DI ALAM SANA BISA BERKUMPUL BERSAMA-SAMA”. Di balik itu sebenarnya di hati bang ono pula ada rasa kasihan, bila istri keduanya tidak bersuami lagi, dimana dia masih muda dan karir dunai yang sedang melejit. Bang ono hanya berdo’a agar istri keduanya itu bahagia, ketrika sudah jauh dengan bang ono, bagi dia sudah cukup . 

Namun mencermati : “Seorang wanita bagi suaminya yang terakhir”……………” [As-Shahihah no 128]

Harapan untuk berkumpul di alam sana itu cukup jauh sekali. Sering  bang ono terbangun di tengah malam hanya untuk mengingat dan mengenang masa-masa kala itu dan harapan seperti itu. Kalo sudah seperti itu, bang ono hanya menggumam;” biarlah, asal kamu bahagia , bagiku pun aku sudah bahagia “, bagitu gumamanya, sehingga dia tertidur kembali.

Wallahu’alam

BOSS-MANAGER-LEADER

Ciri ciri seorang Boss :

Bos selalu benar. Saya selalu salah.

Jika bos tetap pada pendapatnya, itu konsisten. Jika saya demikian, itu keras kepala.

Jika bos berubah-ubah pendapat, itu fl eksibel. Jika saya demikian, itu plin plan.

Jika bos bekerja lambat, itu teliti Jika saya demikian, itu bodoh.

Jika bos lambat memutuskan, itu hatihati. Jika saya demikian, itu idiot.

Jika bos cepat mengambil keputusan, itu berani ambil risiko. Jika saya demikian, itu gegabah. Jika bos menyatakan: “Mudah” itu berarti optimistis. Jika saya demikian menyatakan: “Mudah” itu sok.

Jika bos sering keluar kantor, itu cari peluang. Jika saya demikian, itu cari kesempatan.

Jika bos men-service atasan, itu loyalitas. Jika saya demikian, itu menjilat.

Jika bos sering tidak masuk, itu kecapaian kerja keras. Jika saya demikian, itu malas.

Jika bos membuat lelucon, itu humoris Jika saya demikian, itu frustasi.

Jika bos mengirim joke ini ke saya berarti peace Jika saya nekat ngirim joke ini ke bos berarti rest in peace.

Ciri-ciri manager handal :

Pertama, bersikaplah mandiri dalam artian mampu memimpin diri sendiri sebelum memimpin orang lain.

Kedua, luangkan waktu untuk bicara dengan persuatif bersama team sebelum mengatur di lapangan.

Ketiga gerakkan team dengan contoh konkret, bukan hanya dengan kata-kata.

Ciri Leader yang Baik

1. Problem-solver

Bisa menganalisis masalah dan menentukan solusi apa yang terbaik untuk menyelesaikannya.

2. Berani mengambil risiko

Apa jadinya jika seorang pemimpin terus mencari aman? 

Ya, bisa saja timmu jadi kurang mengeksplor berbagai pilihan di luar pekerjaan sehari-harinya.

Padahal, dengan berani mengambil risiko, seseorang bisa keluar dari zona nyamannya. Kemudian, mereka bisa menemukan hal-hal luar biasa yang selama ini tidak dilihatnya.

3. Mau mendengarkan

Tanggung jawab pemimpin tidak hanya memberikan perintah pada tim dan berharap mereka semua mendengarkannya.

Lebih dari itu, ciri-ciri pemimpin yang baik adalah mereka yang mau mendengarkan orang lain.

Kerja sama tidak hanya dilakukan satu arah dari pimpinan ke anggota. Kerja sama harus dilakukan secara dua arah.

4. Komunikatif

Bisa menyampaikan pesan secara jelas dan memastikan bahwa pesan tersebut memang diterima oleh timmu.

5. Mengapresiasi tim

Tugas seorang pemimpin tidak berhenti pada menyampaikan pekerjaan pada tim. Lebih dari itu, kamu perlu membangun tim yang solid.

Nah, salah satu upaya yang bisa di lakukan adalah mengapresiasi kinerja tim.

6. Peduli pada tim

Hal ini sering luput dari perhatian pemimpin. Mereka merasa bahwa karyawannya selalu senang saat bekerja.

Tunjukkan kepedulianmu dengan mereka. Bisa mulai dari hal-hal sederhana, seperti menanyakan kabar, mengucapkan selamat ulang tahun, dan menanyakan apakah mereka sudah istirahat.

7.Transparan

Terbukalah kepada timmu tentang apa yang sedang terjadi.

Jadi, kalian bisa sama-sama menentukan solusi terbaik untuk tim tersebut.

8. Merangkul seluruh anggota

Rangkullah semua anggota timmu. Dengan begitu, mereka semua bisa merasa bahwa dirinya berharga.

9. Memberikan feedback yang membangun

Kritik dan saran sejatinya hadir untuk meningkatkan kinerja seseorang.

Namun, apabila feedback tersebut disampaikan dengan cara yang salah, hal tersebut justru bisa berakibat buruk bagi tim. Oleh karenanya, ciri-ciri pemimpin yang baik berikutnya adalah bisa memberikan feedback yang membangun.

10. Berpikir strategis

Berpikir strategis berarti memahami cara terbaik untuk mencapai tujuan tim. Setiap langkah yang di ambil tentu saja harus efektif dan efisien.

11. Memberi teladan

Seorang pemimpin tentu saja ingin anggota timnya bekerja dengan baik. Namun, bagaimana mereka bisa bekerja dengan maksimal jika pemimpinnya saja tidak memberi contoh?

Bisa mulai dari hal-hal kecil, seperti datang tepat waktu, merespons ide anggota, dan jujur.

12. Percaya pada orang lain

Ini adalah hal yang kerap disepelekan oleh seorang pemimpin. Ya, percaya pada orang lain.

Setiap pemimpin merasa dirinya punya kemampuan yang lebih daripada anggotanya. Tak heran, mereka sering meragukan kinerja timnya.

Padahal, kamu tetap harus percaya pada setiap anggota timmu. Biarkan mereka melakukan apa yang menjadi tanggung jawabnya.

Trilogi ( tiga kunci sukses dunia akhirat ) : Usaha, Doa, dan Tawakal

Allah SWT berfirman dalam Surat Ar-Ra’d, ayat 11, Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” Ayat ini menegaskan bahwa jika seseorang menginginkan sesuatu, misalnya perubahan nasib, mendapatkan rezeki, ilmu, kelulusan ujian, kesehatan, dan sebagainya, maka ia harus melakukan suatu usaha secara aktif dan nyata, dan inilah yang disebut dengan ikhtiar atau usaha lahiriah.  Jadi seseorang akan tetap bodoh kalau ia tidak berusaha mengatasi kebodohannya dengan cara mencari ilmu. Seseorang akan tetap hidup sengsara jika ia tidak berikhtiar untuk lepas dari kesengsaraanya, misalnya dengan bekerja keras. Seseorang akan tetap pada watak dan kebiasaannya, seperti pelit, suka iri, malas, pendendam, dan sebagainya, sampai ia berusaha mengubah watak dan kebiasaan tersebut.

Semisal, seseorang akan tetap sakit sampai ia berusaha mencari kesembuhan dengan cara berobat. Seseorang lapar, di depan ada hidangan, tapi dia tidak berusaha untuk menyuapkan makanan di hadapanya. Bagaimana dia bias hilangkan laparnya kalo makanan di hadapanya tidak di masukan ke mulutnya. Hanya berd’oa saja agar bisa sembuh dari sakit, atau hanya berdoa saja hilang lapar dengan berdo’a.

Berikhtiar adalah wajib. Maka barangsiapa mau berikhtiar, ikhtiarnya akan dicatat sebagai ibadah. Jika ikhtiarnya membuahkan hasil, maka setidaknya ia akan mendapat 2 (dua) keuntungan. Pertama, ia akan memperoleh pahala dari Allah SWT. Kedua, ia akan mendapat keberhasilan atau manfaat dari apa yang telah ia usahakan. Tetapi jika ikhtiarnya belum berhasil, maka setidaknya ia akan mendapat pahala dari Allah SWT. Jika ia sabar, maka ia akan mendapatkan pahala yang berlipat.  Doa Setelah Usaha Ikhtiar atau usaha mestilah mendahului dua hal lain, yaitu doa dan tawakal. Jika seseorang hanya berdoa, tetapi belum berusaha, ia berarti tidak sepenuhnya hendak mengubah nasib. Sebaliknya, usaha tanpa doa berarti melupakan hakikat bahwa manusia tidak berkuasa atas apa pun, kecuali atas izin Allah. Allah berfirman dalam Surah Al-Mukmin:60, “Wa qāla rabbukumud’ụnī astajib lakum, innallażīna yastakbirụna ‘an ‘ibādatī sayadkhulụna jahannama dākhirīn”, yang bermakna, “Dan Tuhanmu berfirman, ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina’.”

Setelah keduanya di laksanakan maka bertawakal akan atas segala hasil-hasilnya.
Tawakal memiliki peran penting dalam hidup ini, terutama terkait dengan usaha dan doa kita. Seperti kita ketahui dan mungkin sering kita alami bersama bahwa tidak setiap yang kita usahakan atau inginkan akan tercapai dengan segera sebagaimana kemauan kita, sebab memang bukan manusia yang mengatur hidup ini. Allah-lah yang mengatur seluruh alam dengan segala permasalahannya. Allah Maha Tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Allah Maha Adil dan Bijaksana dengan semua rencana dan keputusan-Nya.  Oleh karena itu, sudah seharusnya usaha dan doa kita, kita serahkan kepada Allah SWT. Biarlah Allah yang mengatur kapan usaha dan doa kita akan terkabul. Allah lebih tahu apa yang terbaik buat hamba-hamba-Nya. Allah lebih tahu kapan usaha dan doa kita akan terkabul. Terkadang, apa yang baik menurut manusia belum tentu baik menurut Allah SWT. Terkadang pula, Allah belum mengabulkan usaha dan doa kita karena Allah menilai kita belum siap, terutama secara mental spiritual, untuk menerima keberhasilan yang kita inginkan.  Ingatlah, ada sebagian orang yang ketika usaha dan doanya dikabulkan, mereka justru makin jauh dari Allah SWT dengan melakukan banyak kemaksiatan. Sebagai contoh, seseorang berdoa memohon kenaikan pangkat dalam jabatannya. Ketika pangkatnya naik dan berkuasa, ia justru banyak melakukan penyalah gunaan jabatan, seperti korupsi, manipulasi dan sebagainya.  Hal seperti itu banyak kita jumpai di era sekarang ini dimana jabatan tidak lagi dinilai sebagai suatu amanah tetapi telah dipandang sebagai kesempatan untuk memupuk kekayaan sebesar-besarnya secara tidak sah. Sungguh tragis dan ironis, setelah doanya terkabul, ia malah menjadi penghuni penjara. Na’udzubillahi mindzalik. Ini artinya, secara mental spiritual ia sebenarnya belum siap menerima sebuah keberhasilan duniawi. 

Dengan bertawakal kepada Allah SWT, kita tentu lebih siap untuk menerima kenyataan. Mereka yang tidak tawakal, mungkin akan sangat kecewa dan bahkan mengalami stres berat ketika usaha dan doanya tidak atau belum terkabul. Sebagian dari mereka bahkan ada yang menyalahkan Tuhan dengan menuduh Tuhan tidak adil. Na’udzubillahi mindzalik.  Sebaliknya, mereka yang bertawakal tentu akan sabar menerimanya sambil introspeksi diri dengan tetap berusaha dan berdoa secara istiqamah. Mereka tidak akan putus asa karena menyadari sepenuhnya bahwa Allah-lah Yang Maha Tahu kapan sebaiknya usaha dan doanya akan terkabul. Ketika usaha dan doanya telah terkabul, tentu mereka akan bersyukur karena menyadari sepenuhnya keberhasilan itu berasal dari Allah SWT. Salah satu bentuk syukur itu adalah dengan tetap taat kepada Allah SWT yang disebut takwa.  Demikianlah trilogi dalam Islam, yang terdiri dari: ikhtiar, doa dan tawakal. Ketiga hal ini tak bisa dipisahkan dan harus dilakukan secara utuh setiap kali kita menginginkan sesuatu dalam hidup dan kehidupan ini. Semoga Allah senantiasa membimbing kita untuk melaksanakan trilogi tersebut.

TRIKS UNTUK YANG SELALU LUPA PASSWORD

Sering kita lupa akan password dan tentu membuat kita kalang kabut cari arsip sana sini.

Hal ini sering Akang alami, padahal sudah disiasati dengan menulisnya di PC dan selalu update. Namun ya itulah, kemampuan otak manusia yang terbatas ini, sering updatepun juga terlewatkan karena kesibukan masing-masing.

Ada beberapa tips buat sahabat akang yang suka pakai password di android. Sekali kali buka itu situs atau web atau aplikasi apapun kalo aplikasi tsb mendukung versi web. Karena dengan membuka di web, kita bisa cari jejak rekam itu password.

Mari langsung ke pokok pembahasan.

  1. Buka CHROME sahabat ( Akang pakai chrome ).
  2. Setelah terbuka, lihat 3 titik di pojok kanan atas, kemudian klik.
  3. Klik “SETTINGS”.
  4. Cari tulisan “PASSWORDS” dan KLIK.
  5. Maka munculah password yang pernah kita buka sebelumnya.
  6. Supaya muncul tulisanya, klik gambar mata supaya tuilisan tidak terhiden.

Selengkapnya bisa ikuti alur gambar di bawah ini .

RUGINYA ORANG YANG TIDAK PUASA RAMADHAN

Ahlan wa sahlan yaa Ramadhan…. Selamat datang wahai Ramadhan…. Itulah yang diucapkan kaum Muslimin di seantero dunia menjelang bulan Ramadhan tiba. Kita patut bersyukur masih diberi kesempatan oleh Allah SWT berjumpa dengan bulan Ramadhan tahun ini, Ramadhan adalah tamu agung yang Allah telah memuliakannya di banding bulan-bulan lainnya.

Dari Ubadah bin Ash-Shamit, bahwa Rasulullah saw -pada suatu hari, ketika Ramadhan telah tiba- bersabda: Ramadhan telah datang kepada kalian, bulan yang penuh berkah, pada bulan itu Allah swt memberikan naungan-Nya kepada kalian. Dia turunkan Rahmat-Nya, Dia hapuskan kesalahan-kesalahan, dan Dia kabulkan do‟a. pada bulan itu Allah swt akan melihat kalian berpacu melakukan kebaikan. Para malaikat berbangga dengan kalian, dan perlihatkanlah kebaikan diri kalian kepada Allah. Sesungguhnya orang yang celaka adalah orang yang pada bulan itu tidak mendapat Rahmat Allah swt”. (HR Ath-Thabarani) .
Bulan Ramadhan, bulan dilipatgandakan pahala dan bulan diampuninya dosadosa. Beribadah sunnah di bulan ini pahalanya sama dengan mengerjakan pahala ibadah wajib. Kemudian Allah juga memberikan kemuliaan berupa tiga hal yaitu 10 hari pertama adalah rahmat, 10 hari kedua adalah ampunan, dan 10 hari terakhir adalah terbebas dari api neraka. Dan dibulan ini ada satu malam yang lebih baik dari 1000 bulan.
Ahlan wa sahlan yaa Ramadhan adalah sebuah ungkapan yang sangat dalam maknanya. Ungkapan yang mencerminkan penghormatan luar biasa bagaikan menyambut kedatangan tamu yang amat sangat mulia. Memang demikianlah halnya. Ramadhan dengan segala aktivitasnya adalah momentum terbaik mengikuti Training Manajemen Syahwat bagi orang-orang beriman.
Ramadhan adalah bulan kemenangan hamba mukmin jika dia berhasil memperoleh kasih sayang, ampunan dan jaminan keselamatan dari neraka dari Allah Rabbul „Alamin.
Dalam bait sya‟ir yang dilantunkan dalam sebuah nayid tertulis : Ahlan wa sahlan yaa Ramadhan…. Syarrafta yaa syahral qur‟an… Selamat datang wahai bulan Ramadhan… Kedatanganmu membawa kemuliaan, wahai bulan AlQur‟an… Ramadhan adalah bulan berinteraksi dengan Al-qur‟an secata intensif dan maksimal dimulai dari membacanya, memahaminya,mengamalkannya, menghafalnya dan menyebarluaskan ajarannya.
Ahlan wa sahlan yaa Ramadhan adalah sebuah ungkapan yang sangat dalam maknanya. Ungkapan yang mencerminkan penghormatan luar biasa bagaikan menyambut kedatangan tamu yang amat sangat mulia. Memang demikianlah halnya. Ramadhan dengan segala aktivitasnya adalah momentum terbaik mengikuti Training Manajemen Syahwat bagi orang-orang beriman.
Ramadhan adalah bulan kemenangan hamba mukmin jika dia berhasil memperoleh kasih sayang, ampunan dan jaminan keselamatan dari neraka dari Allah Rabbul „Alamin.
Ramadhan bulan limpahan rahmah (kasih sayang), maghfirah, dan „itqun minannar (terlepas dari api neraka) di akhirat kelak. Itulah yang dirasakan Salafushshalih generasi pertama umat Islam. Mereka merasakan efektifitas amaliyah Ramadhan sepanjang tahun. Setelah enam bulan melewati Ramadhan,mereka meminta dan berdo‟a kepada Allah agar dipertemukan dengan Ramadhan berikutnya.

Beberapa keistimewaan Ramadhan seperti yang dijelaskan Allah dan Rasul Muhammad Saw berikut :
1. Ramadhan adalah waktu termahal dalam hidup kita yang dating setiap tahun tanpa diundang. Di dalamnya terdapat satu malam lebih baik dari 1.000 bulan. Malam itu dinamakan Allah dengan Lailatul Qadr (Q.S.Al-Qadr : 1- 5). Waktunya adalah pada 10 hari terakhir Ramadhan, seperti yang diisyaratkan Rasul Saw dalam beberpa haditsnya.
2. Ramadhan dengan segala aktivitasnya, khususnya shaum (puasa) adalah kesempatan emas untuk mengikuti Training Manajemen Syahwat dan disiplin tinggi dalam hidup melalui berbagai ibadah yang kita lakukan baik di siang hari maupun di malamnya. Dalam hadits riwayat imam Bukhari dijelaskan, Rasulullah bersabada : Shaum adalah perisai. Jika salah seorang di antara kamu sedang shaum,maka janganlah berkata kotor dan berprilaku buruk. Jika ada orang
yang memancingmu untu keributan atau mencacimu maka katakanlah : Saya ini sedang puasa, dua kali. Demi Dzat yang diri Muhammad ada di tangan-Nya, bahwa bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah dari wangi kasturi. Dia telah meninggalkan makan, minum dan syahwatnya demi Aku (Allah). Shaum itu untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya, dan satu kebaikan akan dibalas menjadi sepuluh kali lipat. (H.R. ImamBukhari)
3. Ramadhan adalah bulan bertabur rahmah dan berkah. Ramadhan momentum terbaik untuk taqarrub ilallah (mendekatkan diri pada Allah), kembali ke jalan Allah dan bertaubat atas segala dosa,kesalahan dan kelemahan. Karena di bulan ini pintu syurga Allah buka selebar-lebarnya, pintu neraka Dia tutup serapat-rapatnya dan syetan-syetan dibelenggu-Nya. (H.R Imam Baihaqi, Ahmad dan Nasa‟i). Oleh sebab itu, berbuat kebaikan dan ketaatan di bulan Ramadhan terasa lebih mudah dibanding dengan bulan-bulan lain.
4. Ramadhan dengan segala aktivitasnya adalah momentum termahal untuk meraih kesehatan ruhiyyah (spiritual), sulukiyah (prilaku) dan juga kesehatan jasadiyah (fisik). Telah banyak dilakukan penelitian oleh para pakar tentang pengaruh shaum terhadap kesehatan bagi yang melakukannya. Di antaranya seperti yang dikatakan oleh Dr Abdul Jawad As-Shawi, pakar ilmu kesehatan pada Lembaga Pengkajian Scientific dalam Al-Qur‟an dan Assunnah yang berkantor pusat di Makkah, bahwa manfaat shaum di bulan Ramadhan bukanhanya bagi yang melakukannya saat berada di negerinya (muqim), tapi juga termasuk yang musafir, orang tua yang berat baginya berpuasa. Inilah rahasia mukjizat Al-Qur‟an yang tercantum dalam surat Al-Baqarah ayat 184 di mana Allah mencantumkan “ Dan jika kamu shaum adalah khair (lebih baik) bagimu. Kata Khair dalam bahasa Arab adalah superlative degree (isim tafdhil) mencakup kebaikan kesehatan jiwa dan kebahagian di dunia dan akhirat. Sebab itu, Allah tutup ayat tersebut dengan “ Jika kamu mengetahuinya”.
5. Orang-orang yang shaum akan memperoleh dua kegembiraan.Pertama, di dunia yakni saat berbuka dan kedua di akhirat, yakni saat ia bertemu Allah di syurga. (HR. Muslim)
6. Shaum itu akan memberi syafaat (rekomendasi kuat) di akhirat bagi yang melakukannya. Dari Abdullah Bin Umar radhiyallahu „anhu bahwa Nabi Saw berkata : Shaum dan Al-Qur‟an member syafa‟at bagi hamba (yang melakukan dan membacanya) pada hari kiamat nanti. Shaum berkata : Ya Robbb… Saya larang dia dari makanan dan syahwat di siang hari, maka berilah dia syafa‟at. Lalu Al-Qur‟an berkata : Saya larang dia tidur di malam hari, maka berilah dia. Maka keduanya (Shaum dan Al-Qur‟an) diizinkan Allah menjadi syafaat baginya. (HR. Ahmad).

Wallahu’alam